sepi dan sendiri

sekar ayu
1 min readApr 29, 2024

--

bayangan sepi

Bagiku, memiliki keahlian untuk mengatur emosi adalah suatu anugerah. Mungkin karena akhir-akhir ini aku kesulitan menahan sendu, semua gelap terasa erat menyelimuti pilu. Padahal biasanya menulis menjadi caraku untuk kabur, tapi saat ini hanya ada sepi dan sendiri.

Aku tidak pernah benar-benar merasa sepi hingga sepi mengetuk pintu dan menyelonong masuk dengan sengaja. Ragaku parau, bahasaku kelu — kata ‘pergi’ secara ajaib raib. Entah emosi apa yang menjiwai, tapi tubuhku bukan milikku. Dan kalau boleh benar-benar jujur, sepi menemaniku dalam kesendirian ini.

Tik, tik, tik. Di atas mesin tik kutumpahkan seluruh darah pada hal sia-sia. Apalah arti menjadi manusia, kalau hidup saja masih kucari-cari.

Satu per satu benang nyawa kukumpulkan dalam senyap. Tapi perlahan akal sehatku ikut lenyap. Dasar lemah, hanya karena perkara remah ingin menyerah.

Tapi aku tidak diizinkan untuk berbaring. Belum masanya, barangkali. Lalu, harus ku-apa-kan usia yang ku sesali? Terlebih dengan sepi yang mendampingi?

Bagiku, seribu sepi pun tak mampu mengakhiri sepi. Berhenti merasa sepi juga tidak membantu sama sekali. Setidaknya begitu yang kupahami.

kar — masih mencari ujung namanya, 2024

--

--

sekar ayu

sekar's soliloquy; currently learning how to write and tell stories better.