Tentang Bertemu Kader: Sosok Ibu yang Sedikit Banyak Membawa Haru

sekar ayu
2 min readMay 22, 2024

--

Photo by Sandra Seitamaa on Unsplash

Halo, warga medium.

Beberapa minggu ini aku sedang disibukkan dengan pengambilan data untuk tugas akhir. Dalam proses ini, aku bertemu orang-orang baik nan luar biasa yang membuatku jatuh hati di antara kehangatan rangkulannya.

Berfokus pada balita sebagai subjek penelitian, membuatku dipertemukan lebih dekat dengan sosok wanita-wanita hebat yang memikul rumah tangga sebagai seorang ibu dan pengamat tumbuh kembang balita sebagai kader kesehatan.

Bagi kalian yang kurang awam dengan istilah kader, pada dasarnya kader bertugas sebagai penyuluh, pencatat, dan pengamat pertumbuhan balita di suatu daerah/posyandu. Selain itu, kader juga bertugas pada hal-hal seperti pemeriksaan sumber air, jamban, survey ke tiap rumah, dan lain sebagainya. Tugasnya banyak sekali, bukan? Meskipun hanya mendapat balasan secukupnya, para kader tetap dengan sepenuh hati menjalankan kewajibannya.

Tidak jarang para kader yang bertugas juga merupakan seorang ibu, pekerjaan paling sulit sedunia. Di satu tangan sibuk menyuapi anaknya, tangan lain dengan gesit mencatat hasil pengukuran tinggi badan anak tetangganya. Lalu saat anak mulai bosan menemani di posyandu, ibu harus mencari cara agar bosan menjadi betah dan anak tidak menangis tersedu-sedu. Luar biasa, punya kekuatan dan keteguhan menjadi seorang ibu benar-benar suatu anugerah.

Satu hal yang benar-benar membuatku takjub adalah kelihaian mereka dalam mengulurkan tangan kepada aku yang bukan siapa-siapa. Ikut mengantarkanku dari rumah ke rumah, mencarikan balita yang sesuai kriteria responden, dan membantu menerjemahkan pertanyaanku pada bahasa yang lebih awam bagi para ibu responden.

Mungkin terlihat remeh, tapi menurutku kebaikan seperti ini kadang kali dilupakan. Terlalu sering berada dalam ruang lingkup independen dan jarang berinteraksi dengan orang banyak, menyadarkanku kalau tidak butuh banyak usaha untuk menjadi manusia. Cukup mengucap sapa, beri seperempat waktu yang ada, dan voila! Selamat, kamu sudah menjadi manusia seutuhnya.

Berbagai runtutan kejadian ini meyakinkanku bahwa kebaikan akan dibalas kebaikan, meskipun dalam bentuk yang beda dan berasal dari orang yang berbeda juga. Seperti rantai timbal balik yang rumit tapi mutlak adanya. Mungkin akan langsung dibalas hari ini, atau mungkin harus menunggu bulan Februari kedua puluh empat. Jadi, mulailah tanam bibit baik hari ini, kelak jika dipertemukan dengan persimpangan gelap, akan ada tangan-tangan yang tak segan menggenggam erat.

— kar, sedikit banyak haru, 2024

--

--

sekar ayu

sekar's soliloquy; currently learning how to write and tell stories better.